Dimensi-Dimensi Eksklusi Sosial


Menurut G.J. Room Eksklusi sosial dapat dikaji dari 5 dimensi utama, yaitu:

[1] Dari keuangan ke arah keburukan multi-dimensi. Indikator eksklusi sosial meliputi: pendapatan yang rendah, perumahan yang buruk, kegagalan pendidikan, serta berbagai gangguan kesehatan dan penyakit.
[2] Dari analisis statik menuju dinamik. Eksklusi sosial melihat faktor-faktor yang dapat membawa kepada keadaan yang lemah dan memahami bagaimana bentuk dan akibat yang muncul. Orang yang paling berisiko jatuh ke dalam kemiskinan adalah orang yang berpendidikan rendah, pengangguran, orang yang kurang berupaya dan ibu tunggal.
[3] Dari fokus sumber individu dan keluarga kepada komunitas lokal. Eksklusi sosial tidak hanya disebabkan sumber pribadi yang terbatas tetapi juga fasilitas masyarakat yang terbatas seperti sekolah rusak, kedai yang jauh, transportasi terbatas, dan cenderung mengukuhkan kemiskinan keluarga (Robson, 1995).
[4] Dari distribusi kepada keterkaitan. Eksklusi sosial memberi tumpuan kepada isu-isu pengangkutan yaitu penyertaan yang tidak mencukupi, kekurangan integrasi sosial dan kekuasaan yang terbatas. Dalam hubungannya dengan dimensi ketidaksamaan gender berhubungan dengan pekerjaan yang tidak dibayar dalam keluarga (Levitas, 1996). Perkaitan ini termasuklah hubungan masyarakat dan tempat kerja, organisasi formal, jabatan perumahan, sekolah, layanan kesehatan lokal. Eksklusi sosial terkait dengan hubungan kesejahteraan birokrasi dan pelanggan, tuntutan manfaat dan bantuan sosial lokal, pasien pencari fasilitas kesehatan;
[5] Dari ketidaksamaan ke arah kelestarian. Eksklusi sosial berkaitan dengan kekurangan peluang kerja, layanan publik berkualitas yang terbatas. Eksklusi sosial digunakan sebagai alat dalam bentuk kebijakan yang menghubungkan dengan masyarakat yang lebih luas.

LihatTutupKomentar

Iklan