Kalau Bapak Sosiologi itu Comte, Lalu Siapakah Ibu Sosiologi?



Tulisan ini sebenarnya berisi tentang wacana yang tidak terlalu penting untuk di bahas, terutama bagi para kaum formalistis. Namun barangkali akan berbeda ceritanya dengan mereka yang mempunyai tingkat ke kepoan yang tinggi (bersyukurlah). Pertanyaan ini sebenarnya hadir dalam benak penulis ketika pertama kali belajar mata kuliah Pengatar Sosiologi. Pada waktu itu, kami sedang mendiskusikan materi tentang definisi, ruang lingkup dan latar belakang lahirnya sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.

Dalam diskusi tersebut dinyatakan bahwa “Auguste Comte adalah bapak Sosiologi”. Pernyataan tersebut memunculkan sebuah petanyaan yang sebenarnya tidak penting namun tetap saja di bahas. Ada yang bertanya “Kenapa harus Comte yang dijadikan sebagai Bapak Sosiologi? Kenapa tidak Ibnu Khaldun? Pada Ilbnu Khaldun sudah lebih dulu mengkaji masyarakat secara objektif?” Karena tidak mau kalah, penulis pun lalu ikut memeriahkan diskusi dengan bertanya “Kalau Comte itu Bapak Sosiologi itu adalah Auguste Comte, lalu siapakah ibunya?” Sontak semuanya tertawa karena pertanyaan yang dianggap konyol dan main-main tersebut.

Konon katanya, Comte dikenal sebagai orang yang pertama kali mempopulerkan istilah sosiologi dalam bukunya yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” (1842). Oleh karena itulah dia dianugerahi gelar sebagai bapak sosiologi. Meskipun Ibnu khaldun adalah orang yang pertama kali mengkaji masyarakat secara objektif dalam karya terkenalnya (Muqaddimah), namun istilah sosiologi belum dikenal pada saat itu. Sehingga sebelumnya kajian Khaldun di kategorikan kedalam ilmu sejarah, ekonomi dan ilmu politik.

Siapakah ibu Sosiologi?
Jika kita mengetahui genealoginya atau asal-usul sejarah lahirnya Sosiologi, maka pertanyaan tersebut sebenarnya mudah dijawab. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kelahiran sosiologi dilatarbelakangi oleh kehawatiran Comte pada saat itu akan kondisi sosial masyarakat akibat adanya revolusi industri dan revolusi Prancis yang mengalami goncangan/krisis sosial. Dalam kondisi tersebut, Soiologi lahir dari rahim filsafat positivis. Ide cemerlang Comte untuk menemukan hukum-hukum sosial dalam masyarakat layaknya hukum alam telah membuahi pemikiran filsafat positivis yang pada gilirannya melahirkan ilmu sosial baru bernama Sosiologi. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa Sosiologi adalah sebuah ilmu sosial yang lahir dari pertubuhan pemikiran Comte dengan filsafat positivis.

Filsafat memang layak untuk dikatakan sebagai ibu sosiologi. Karena filsafat sendiri adalah mater scientarium, yaitu ibu dari dari segala ilmu pengetahuan. Sebagai seorang Ibu, filsafat mempunyai makna feminin yaitu: love of wisdom yang berarti “cinta akan kebijaksanaan”.


Demikianlah artikel ngawur kali ini, setuju atau tidak setuju silahkan sampaikan pendapat anda di kolom komentar. Sekian dan terimakasih.


Oh ya, jangan lupa like halaman kami di facebook:



LihatTutupKomentar

Iklan